Desiminasi Pelatihan Pendataan ATS bagi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember


Pada Rabu (05/04/23) kemarin, Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) mengadakan pelatihan pendataan Anak Tidak Sekolah (ATS), di Aula utama UMJ, dengan melibatkan puluhan Mahasiswa yang tengah prakter belajar dimasyarakat dalam program BKP-MBKM (Bentuk Kegiatan Pembelajaran- Merdeka Belajar Kampus Merdeka) Kampus Mengajar yang diterjunkan di dua Kecamatan yakni Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Pakusari. Pelatihan ini dilaksanakan atas inisiatif dua pihak yang tengah kerjasama dalam program BKP Kampus Mengajar ini, yakni antara pihak akademik UMJ bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Jember, yang tidak lain adalah TIM Penanganan ATS di Kabupaten Jember.

DPMD selaku pemegang akun level kabupaten dari aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) menjadi Fasilitator dalam acara pelatihan ini. Pendataan ATS yang menggunakan aplikasi SIPBM ini, dikembangkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bekerjasama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dilevel nasional. Sedang dilevel Kabupaten Jember, SIPBM di operatori oleh DPMD.

ATS Menurut Alasan Tidak Sekolah


Mahasiswa UMJ sangat antusias dalam kegiatan pelatihan pendataa ATS, karena program penanganan ATS ini terbilang baru bagi mereka, mahasiswa BKP-MBKM Kampus Mengajar dari Program Studi Akuntasi dan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis terus menggali pemahaman dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satunya, mengapa program ini sangat penting untuk dilakukan khususnya di Kabupaten Jember.

Jumlah Ats Menurut Pekerjaan Orang Tua

Tim fasilitator menjelaskan Circle Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jember masih rendah, jika dibandingkan dengan kabupaten tetangga yakni Situbondo dan Banyuwangi, hal ini dapat dilihat salah satunya pada Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) anak di Kabupaten Jember, dan memahami alasan mengapa anak mengalami putus sekolah. Dari locus piloting di 8 desa di empat kecamatan ditemukan bahwa, alasan terbesar dari ATS adalah masalah ekonomi, yang berbanding lurus dengan pekerjaan orang tua yang paling dominan adalah sebagai buruh berpendapatan rendah. Sehingga dengan pemutusan circle tersebut melalui program penanganan ATS diharapkan IPM Kabupaten Jember dapat bangkit. (chor/)

Sumber:
Indek Pembangunan Manusia
Universitas Muhammadiyah Jember
Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat
United Nations Children’s Fund
atsjember

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.